Minggu, 14 September 2008

Kompetensi SDM

Wacana Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) atau Local Economic Development / LED di Provinsi Gorontalo dilaksanakan melalui grand strategy pembangunan daerah yakni Pembangunan Ekonomi Kerakyatan (Grand Strategy I), Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (Grand Strategy II), dan Pendekatan Internal dan Hi-tech (Grand Strategy III). Ketiga Grand Strategy ini di tindak lanjuti oleh policy approach pengembangan ekonomi lokal yang focus pada tiga program unggulan, yakni: Pengembangan SDM, Agropolitan Berbasis Jagung, dan Etalase Perikanan. Tiga Program Unggulan ini adalah pendekatan pembangunan berdasar pengembangan sumberdaya lokal (resources-based development) dan berbasis masyarakat (people centered-development). Ini dimaksudkan aagr konsep pengembangan ekonomi lokal di daerah ini dapat mengaddreess isu-isu lokal sehingga diharapkan dapat mendapat dukungan luas dari masyarakat.Dalam hal ini, fokus pada SDM adalah dalam rangka policy Pemda mendukung transformasi masyarakat Gorontalo dari world of view tradisional ke world of view masyarakat modern. Fokus SDM juga dalam rangka mempercepat diseminasi knowledge sebagai pembentukan intellectual capital bagi percepatan pertumbuhan ekonomi lokal.Fokus pada Agropolitan berbasis jagung dalam rangka membangun Brand Image Provinsi sebagai Provinsi Agropolitan berbasis jagung. Dalam hal ini, Provinsi Gorontalo telah mengembangkan apa yang disebut one province one product atau juga yang dikenal SAKASAKTI (pada tingkat kabupaten).Sedangkan fokus kepada Etalase Perikanan adalah dalam rangka wacana regional pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan secara terpadu (Integrated marine and fisheries resources managment).Pada tataran implementasi, strategi yang sedang dan akan ditempuh mencakup peningkatan dukungan dan pelayanan birokrasi. Pemerintah Provinsi Gorontalo mengadopsi konsep New Public Management (NPM) dengan mengedepankan entreprenurship government dalam hirarki kepemerintahannya. Ini untuk menghindari birokrasi yang kaku serta prosedur yang panjang dan berbelit, yang tidak hanya mengakibatkan high cost economy tetapi juga menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Ini kemudian disertai dengan penghilangan sejumlah peraturan yang dapat menghambat pengembangan ekonomi (red tape).Strategi selanjutnya adalah penerapan cluster system. Strategi ini dimaksudkan agar pengembangan ekonomi lokal di Provinsi Gorontalo dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dengan basis yang luas (broad based economic growth) Beberapa contoh klaster bisnis yang akan dikembangkan di daerah ini antara lain pengembangan KIAT (Kawasan Industri Agro Terpadu), menciptakan klaster ekonomi jagung (maize economy cluster), dll. Selain itu, pendekatan klaster adalah dalam rangka meningkatkan daya saing (competetiveness) sebagai konsekwensi atas tuntutan pasar (market driven). Mengembangkan promosi daerah selanjutnya dilakukan untuk menginformasikan potensi dan daya tarik investasi kepada publik melalui berbagai media. Kedepan, media promosi akan dibangun secara online berbasis Geographic Information System (GIS) untuk memudahkan aksesibilitas data dan informasi serta mekanisme updating. Sistim ini sedikitnya memuat: data bio fisik, data sosio-ekonomi, batas administratif wilayah, tata pemerintahan, informasi kebijakan dan perencanaan serta peta-peta tematik.

Tidak ada komentar: